Acara musik yang mengusung tema piknik kembali digelar oleh Sekolah Bisnis Managemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) untuk ketiga kalinya.
Kali ini, 10 musisi lokal multi-genre dan lintas generasi hadir meramaikan Focal Point 2017 yang digelar pada Sabtu, 18 Februari 2017 di lokasi yang sama seperti tahun sebelumnya, Bumi Sangkuriang.
KLAV, band pemenang audisi Focal Point 2017 menjadi pembuka acara kali ini. Cuaca Bandung yang cerah membuat pengunjung yang hadir memilih untuk menggelar alas pikniknya di tempat yang lebih teduh. Pengunjung mulai mendekati panggung ketika Oscar Lolang tampil sebagai line-up kedua. Membawakan beberapa lagu termasuk single andalannya, “Eastern Man”, soloist folk yang akan merilis album perdananya di bulan Mei nanti menghadirkan suasana easy breezy yang terasa sangat pas melengkapi suasana piknik di sore hari. Setelah Oscar Lolang, berikutnya adalah giliran band folk asal Bandung, TIGAPAGI. Pengunjung terasa makin ramai dan mulai memadati area depan panggung sambil menggelar alas pikniknya di atas hamparan rumput. TIGAPAGI membawakan lagu-lagu yang ada di album mereka, “Roekmana’s Repertoire”.
Line-up berikutnya menjadi salah satu penampilan yang dapat dibilang lintas generasi bagi kebanyakan pengunjung yang hadir, tapi juga dinanti bagi sebagian pengunjung lainnya. Penampilan The Sastro, band asal Jakarta yang sudah lama tak terdengar aksi panggungnya, seakan menjadi obat pelepas rindu bagi penggemarnya yang sudah lama tak melihat kehadiran mereka di kota Bandung. “Kaktus”, “Rasuna'”,dan “Lari 100″ menjadi lagu yang mengundang antusiasme penonton untuk maju mendekati panggung dan bernyanyi bersama.
Dengan jeda waktu yang cukup lama setelah penampilan The Sastro, kini saatnya band veteran asal Bandung, Pure Saturday, untuk tampil di panggung dan menghibur pengunjung yang hadir di Focal Point 2017. Pure Saturday membawakan lagu-lagu hits mereka seperti “Labirin”, “Buka”, “Musim Berakhir”, “Coklat”, “Desire”, dan ditutup dengan “Kosong” sebagai lagu pamungkas yang sukses mengajak penonton untuk bernyanyi bersama.
Selepas break, acara kembali dimulai sekitar jam setengah tujuh malam dengan penampilan dari Polka Wars. Cukup disayangkan karena penampilan mereka yang terasa sangat singkat dibandingkan dengan persiapan teknisnya yang cukup memakan waktu lama. 2 lagu yang dibawakan oleh Polka Wars merupakan single baru yang terdapat di album mendatang mereka yang rencananya akan dirilis pada pertengahan tahun ini. “Mokelé” menjadi lagu penutup dari penampilan Polka Wars di Focal Point 2017.
Setelah Polka Wars, salah satu band yang paling ditunggu penampilannya di Focal Point 2017, Elephant Kind, akhirnya muncul. Elephant Kind memanaskan suasana Focal Point 2017 dengan membawakan beberapa lagu, antara lain “Montage”, “Beat The Ordinary”, “Scenario 1”, “Oh Well!”, “Downhill”, dan “With Grace”. Jika dilihat dari reaksi penonton serta aksi panggung yang solid dan atraktif, tidak heran jika saat ini Elephant Kind menjadi salah satu band yang sedang “hits” di scene musik lokal anak muda.
Penampilan berikutnya juga merupakan salah satu performer yang paling ditunggu dan sepertinya paling banyak penggemarnya di Focal Point 2017, terutama dari para kaum Adam. Dengan berbalut baju serba hitam dan diiringi dengan band yang semua personilnya juga menggunakan baju hitam, Danilla Riyadi tampil di atas panggung dan menyapa para penggemarnya. Udara malam kota Bandung yang cukup dingin menemani alunan musik pop jazz dari Danilla yang mendayu-dayu, membuat penonton semakin terbawa suasana dan bernyanyi bersama lagu “Terpaut oleh Waktu”, “Telisik”, dan “Berdistraksi”. Di Focal Point 2017, Danilla juga membawakan beberapa lagu yang akan masuk di dalam album barunya.
Berikutnya tampil duo folk dari Yogyakarta, Stars and Rabbit yang menghangatkan suasana malam dengan penampilan yang super enerjik dari sang vokalis, Elda. Kemampuan Elda untuk berinteraksi dengan penonton melalui gayanya yang unik membuat suasana jadi terasa makin hangat dan akrab. Stars and Rabbit juga membawakan “Kindred Soul”, salah satu lagu yang akan terdapat di album mendatang mereka. Lagu “Man Upon The Hill” terasa “menyihir” para penonton dan lagu “Worth It” sukses mengajak penonton untuk bernyanyi hampir setengah bagian dari lagu tersebut.
Dan akhirnya saatnya penampilan dari The Trees and The Wild. Band asal Jakarta tersebut membawakan lagu dari album “Zaman, Zaman” dan tampil dengan berbagai eksperimen suara yang dikemas dalam konsep panggung dan tata cahaya yang bernuansa gelap dan misterius dan menjadi penutup dari gelaran Focal Point 2017.
[wp-review id=”26339″]