Di suasana haus-haus bulan puasa, Mondo Gascaro meluangkan waktunya untuk berbincang dengan mod-o tentang kesibukannya dalam merampungkan full-album solo perdananya.
Apa perbedaan ketika bermusik dalam band dan sekarang sebagai solois? Kendala teknisnya berbeda, ga?
Tidak jauh beda dengan waktu dulu di dalam band, cuma sekarang gw lebih bebas mengeksplorasi ide dan gagasan gw dalam bermusik. Lebih bebas, tapi hasil dan kualitas album menjadi tanggung jawab gue sendiri.
Kalo kendala teknis, waktu di band, kita sdh punya personil tetap dengan gaya bermain yang membentuk satu warna dan karakter band tersebut. Kalo sekarang, mungkin mencari orang yang pas untuk men-deliver ide gw sesuai dengan emosi dan suasana yang ingin gue sampaikan lewat musik. Atau akhirnya justru gue sendiri yang mainin.
Perasaan damai dan tenang menjadi benang merah yang mod-o rasakan sewaktu mendengar lagu-lagu yang udah dirilis seperti Saturday Light & Komorebi. Apakah perasaan itu juga yang lo rasakan saat memproduksi dua lagu tersebut?
Iya sih.
Gue memproduksi lagu-lagu itu setelah hampir 2 tahun keluar dari band dan mulai mengerjakan materi-materinya.
Sewaktu memproduksi musik sendiri, ada perasaan “lega” secara emosional. Jalanin dengan ritme gue sendiri. Pressure-nya berbeda dan gue lebih menikmati dan appreciate kebebasan gw sekarang.
Apa sih yang jadi ciri khas musik Mondo Gascaro?
Jujur kalo dari gw sendiri gw ga pernah mikirin untuk membuat ciri khas tertentu. Mungkin kebiasaan aja antara satu lagu dan lainnya yang gw lakuin secara nggak sadar. Jadi untuk ciri khas mungkin music enthusiast lah bisa menganalisa sendiri hehe
Influence Mondo dalam bermusik?
Banyak sih musik-musik yang gue dengerin, tapi mungkin yang bisa dijadikan influence itu The Beatles. Mungkin kalo secara musik ga terlalu signifikan, namun spiritnya kurang lebih seperti mereka.
Progress album saat ini dan kapan rilisnya?
Saat ini masi masih proses recording, hampir 50% lah. Kalo untuk rilis targetnya adalah tahun ini. Habis Lebaran sepertinya sudah bisa di-publish.
Selain memproduksi musik sendiri, Mondo juga dikenal sebagai pengisi scoring musik untuk film. Boleh diceritain pengalamannya sebagai music composer?
Mengisi musik untuk film tentu berbeda ya dengan bikin musik sendiri. Secara kebebasan musik juga terbatas karena harus sejalan dengan visual dan cerita filmnya agar emosi filmnya ter-deliver secara tepat kepada audience, dan yang pegang kendali tetap si sutradara. Seperti waktu ngerjain untuk soundtrack Arisan 2, lagu “Oh Jakarta“. Itu musiknya gw yang compose dan liriknya dibuat sendiri oleh Nia Dinata, tadinya bukan gw yang nyanyi tapi dia maunya gw yang nyanyi haha
Jepang juga salah satu target distribusi album Mondo yang akan datang. Gimana proses marketingnya?
Untuk marketing dan distribusi album, Ivy League udah beberapa kali bekerja sama dengan label-label di sana. Dan mereka juga udah nanyain kapan album yang akan datang ini untuk dirilis di sana.
Apa harapan Mondo dalam waktu dekat ini?
Doain agar albumnya cepet kelar dan segera launching albumnya.