Kebebasan berekspresi yang ditawarkan hip-hop menjadi pilihan bagi Yacko dalam berkarya, baca interview exclusive mod-o dengan Yacko yang juga berprofesi sebagai dosen di bawah.
Dari Yani Oktaviana menjadi Yacko, gimana tuh ceritanya?
Haha. Nama itu bukan muncul karena stage name. Gue tuh laki banget dari kecil. Nah waktu SD, temen gue ada yang bilang, lo ga cocok pake nama Yani, gue panggil Yacko aja ya. Akhirnya kebiasaan sampai sekarang.
Baru-baru ini Yacko merilis karya terbaru berjudul “THANG”, bisa diceritain lagu ini ceritanya tentang apa?
It’s about having the right and freedom to do anything we love without the fear of being judged or being labeled by the society. ‘THANG ‘diambil dari slang kata THING dari kalimat DO MY THING. Di era informasi sepeti ini orang banyak share informasi lewat social media, tapi kadang informasi yang dishare tidak lengkap atau tidak akurat, dari situ orang lain jadi menghakimi, judging what you do is wrong tanpa riset terlebih dahulu. Kita ga punya pandangan yang sama tentang sesuatu ga papa, tapi don’t judge people and give stereotype. What I do is what I do, what you do is what you do. We all have different identities, so we should celebrate diversity instead of judging each other.
Apa latar belakangnya Yacko membuat kompetisi artwork design untuk single “THANG” ini? Apakah Yacko juga punya kecintaan untuk dunia visual art?
Gue selalu suka dengan graffiti. Musik dan visual adalah sesuatu yang seharusnya saling mendukung. Music lets people creating visual on their own mind, and visual lets music has more emotions. Gue penasaran, seperti apa sih musik THANG ini divisualisasikan jadi cover digital rilis. Mangkanya gue bikin kompetisi itu.
Yacko bisa dibilang sudah lama berkecimpung di dunia musik. Dari perspektif Yacko, gimana perkembangan scene music lokal sejauh ini?
Skena indienya growing really fast. Bergerilya melalui youtube dan platform social media lain. Namun yang masih harus diperbaiki adalah sistim pengaturan lisensi dan royalty pemilik musik. Kepastian hukumnya mungkin sudah ada. Tapi di lapangan, masalah sosialisasinya dan pendistribusian royaltinya masi banyak yang tidak tau.
Tantangan apa yang paling berat buat Yacko sejauh ini dalam membawa genre musik Hip-hop?
Banyak yang bilang tantangannya adalah bagaimana membuat musik rap diterima oleh orang Indonesia, karena orang Indonesia terbiasa untuk menghafalkan lirik dan sing-a-long. Well, itu bisa juga disebut sebagai tantangan. Tapi, buat gue personally challenge terbesar adalah membuat orang dance or move when listening to my music dan rap. Selain itu tantangan terbesarnya lainnya adalah, gue pengen bisa buat atau mengadakan hiphop gig regular yang bisa memfasilitasi generasi-generasi baru untuk perform.
Selain jadi Rapper, Yacko juga seorang dosen kan, nah, apa yang membuat mengajar (menjadi dosen) itu menyenangkan buat seorang Yacko?
In hip hop I get to experience many things in the field, in teaching I get to share what I have experienced so far dan mengajar membuat gue untuk tidak berhenti untuk selalu belajar.
3 Kata untuk merepresentasikan seorang Yacko?
DOIN HER THANG
Any last words untuk music enthusiasts?
You don’t need other people to label your or legalize your thang, just do your thang, express yourself, keep making music, hustle your way in.
Thanks Yacko! Sukses selalu!